SMA Negeri 4 Jayapura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, menggelar workshop untuk guru dan siswa dalam rangka pembinaan dan pengembangan diri. Kegiatan yang berlangsung di aula SMA Negeri 4 Jayapura, Selasa (12/12/2023), di antaranya menyoal iklim keamanan, kesetaraan gender, kekerasan seksual, bullying atau perundungan, intoleransi, dan narkoba.
Workshop ini menghadirkan narasumber dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Jayapura, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Jayapura.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SMA Negeri 4 Jayapura, Widya Kusmayanti, M.Pd, mewakili Kepala SMA Negeri 4 Jayapura, Anton Djoko Martono, mengatakan kegiatan untuk mengingatkan kembali apa yang sudah dilakukan guru dan peserta didik agar menumbuhkankembangkan semangat bersifat menjaga iklim sekolah yang kondusif, aman, dan ramah anak.
“Mungkin selama satu tahun ini ada salah antara sesama guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Maka melalui workshop ini, kesalahan itu dapat diperbaiki, dan diganti dengan menumbuhkembangkan kembali rasa mengasihi sesama,” ujarnya.
Widya berharap melalui workshop tersebut baik guru dan peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar menciptakan sekolah yang ramah anak, guna mewujudkan pendidikan berkualitas, unggul, berdaya saing, dan berprestasi.
“Harapannya, setelah mengikuti sosialisasi ini, dapat dipraktekkan dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari secara khusus dalam sekolah, sehingga sekolah menjadi lebih ramah anak, sekolah, menjadi lebih aman, bebas dari perundungan, dan narkoba,” ujarnya.
Kepala DP3AKB Kota Jayapura, Betty A. Puy, mengapresiasi SMA Negeri 4 Jayapura, karena di akhir tahun menggelar workshop untuk guru dan siswa dalam rangka pembinaan dan pengembangan diri.
“Kami diundang untuk bicara terkait dengan kesetaraan gender, kekerasan seksual, perundungan atau bullying karena ketiga hal ini juga terjadi di lingkungan sekolah. Bisa terjadi pelakunya dari guru ke siswa juga siswa dengan siswa,” ujarnya.
Puy mengatakan ke depan pihak sekolah juga harus menghadirkan orang tua siswa untuk sama-sama mengetahui dan kewajiban, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mendidik anak.
“Kadang-kadang siswa juga merasa dia punya power, karena orang tua punya kemampuan. Kemudian dia menganggap sekolah ini tidak ada apa-apa, tidak menganggap itu guru dan sebagainya karena orang tua salah satu donatur di sekolah,” ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Nur Jaya, berharap pendidik dan kependidikan menjalankan peran dan fungsinya sebaik-baiknya, guna meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pendidikan peserta didik.
“Bagian ini kita sangat penting agar supaya ada kewajiban yang sekolah lakukan terhadap anak-anak didik di sini tetapi juga bagi tenaga pendidik yang ada di sekolah. Jadi, keluaran dari sekolah ini, menghasilkan generasi yang berperilaku baik untuk kepentingan masa depan mereka,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, Kepala SMA Negeri 4 Jayapura, Anton Djoko Martono bersama kolega dan narasumber membubuhkan tanda tangan di spanduk berukuran besar dalam rangka komitmen sekolah ramah anak.
0 Comments